Sakit hati yang mendalam

 Hari ke hari sudah ku lalui sakitnya itu sangat mendalam sekali sakit bkn ditinggalkan seorang kekasih tapi sakit karena saudara sendiri kembali ke rumahnya lagi. Rasa-rasa banyak sekali air mata yg jatuh mungkin udh ribuan air mata. Tapi kenyataan tak pernah mengubah keadaan karena sesuatu segalanya hanya titipan. Bukan tak ingin menolak takdir tapi entah mengapa sakit sekali rasa rasanya menyiksa bathinku.

Sampai makanpun aku tak mampu. Banyak orang disekelilingku namun seakan tak ada. Entah sampai kapan perasaan menyiksa dan menyalahkan diri sendiri itu muncul. Padahal hal yang paling penting dlm hidup itu merawat diri dan menyayangi diri sendiri dengan sepenuh hati. Menerima kenyataan hidup yg pahit itu tak seperti menelan jamu yg seketika pahit langsung hilang.

Entah bagaimana takdir itu berjalan saya tak tahu pasti setiap hari penuh kerahasiaan terkadang aku membenci diri namun itu tidak baik. Hanya mampu berdoa dan berpikir positif agar segala sesuatunya berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan kedepannya.

Yakin dan yakin bahwa Allah maha memelihara hambanya yg rapuh dan tak berdaya agar bangkit lagi dari rasa sedih. Sabar adalah kata yg setiap hari terbaca dalam text Waku. Aku tak tahu sampai mana batas kesabaranku. Aku hanya ingin tak membuat masalah lagi pada sesama manusia itu saja pikirku.

Kenapa harus aku?

Karena mungkin memang aku yg kuat menanggung kesalahan ini untuk tetap menjadi tegar dan dewasa. Karena hidup tak selamanya berada di puncak bahagia, bersedih dulu kemudian bahagia. Maka dari itu, saat bahagia kadang kala aku takut sekali karena setelah hilang pelangi awan tak lagi berhiasan warna warni. Namun, yakin bahwa bintang lebih bijak dalam menghiasa langit.. Karena lebih sering bintang dari pelangi. Berpositif thinking memang pasti meskipun suatu saat yg kuasa yg akan membolak balikan hati.. Karena sesungguhnya segala sesuatu itu ada karena Allah berkehendak. Dan segala sesuatu itu pergi karena juga kehendak Allah. Bukan kita yg menentukan kita hanya pelantara saja sesuai dg skenario yang sudah tertulis di lauhul Mahfudz kitab yang memang isinya untuk segala rahasia, Allah yang tahu. Kali ini saya sudah memasrahkan hati dan perasaan bersalah saya ke yg kuasa karena saya sendiri sudah benar benar rapuh dan tidak kuat. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apakah bisa kesalahan dapat diperbaiki?

Jalan hidup

Berbisnis dengan mencari ridho Allah, Berbisnis ala Abdurrahman bin Auf